Tak perlu jauh-jauh pergi ke Jepang untuk menikmati keindahan Sakura. Di Kebun Raya Cibodas, kita bisa melihat pohon Sakura
yang sudah ditanam sejak tahun 1953 yang akan berbunga pada sekitar
bulan Januari-Februari atau Februari-Maret. Di Kebun Raya Cibodas telah
ditanam ratusan pohon Sakura dengan 7 jenis tanaman Sakura yaitu Prunus
cerasoides, Prunus yedoensis, Prunus yamasakura, Prunus lannesiana,
Prunus sp., Prunus arborea, dan Prunus costata. Sekarang kita bisa
menikmati `hanami`(tradisi melihat bunga) tanpa harus pergi ke Jepang
dengan melihat mekarnya bunga Sakura di Cibodas.
Bunga Sakura yang berkembang di Kebun Raya Cibodas (KRC) adalah Prunus cerasoides
D.Don (Rocaceas), berasal dari Himalaya. Istimewanya, kalau di tempat
asalnya sakura biasa berbunga setahun sekali, di KRC yang selalu bersuhu
sekitar 18 derajat Celsius, dapat berkembang dua kali setahun, sekitar
bulan Januari-Februari dan Agustus-September.
Sejak 1971, di KRC ditanam pohon bunga sakura. Sakura memang mudah
beradaptasi dengan iklim Cibodas, yang berlokasi di kaki Gunung Gede
Pangrango, terletak pada ketinggian 1.300-1.425 di atas permukaan laut.
KRC didirikan lebih dari 1,5 abad lalu, tepatnya 11 April 1852, oleh
Johannes Ellias Teijsmann. Dinamakan Bergtuin to Tjibodas, artinya
Kebun Pegunungan Tjibodas. Telah gonta-ganti nama dan fungsi, kini KRC
dengan areal seluas 125 hektare dijadikan unit pelaksana teknis Balai
Konservasi Tumbuhan dari LIPI.
Dari belasan ribu koleksi yang ada, antara lain terdapat tanaman
prunus penghasil sakura. Sebenarnya Indonesia yang kaya hayati memiliki
sekitar 38 jenis prunus endemik. Sayang, prunus belum dikenal dan
ditelaah, bahkan terancam punah karena habitatnya mengalami kebakaran
hutan, penjarahan, dan sebagainya. KRC tepat untuk melestarikan dan
meneliti prunus endemik itu.
Pada
2004 Kebun Raya Tsukuba di Jepang menghadiahkan pohon bunga sakura
kepada Presiden Megawati. Sebelumnya pohon sakura di KRC ditanam
tersebar dekat rumah kaca dan danau.
Sejak 16 April 2007, pada areal seluas 5.000 meter persegi, berlokasi
di lembah, resmi dibangun Taman Sakura, ditanami 400 batang pohon
sakura. Diharapkan kelak taman itu memiliki koleksi seluruh pohon jenis
prunus endemik Indonesia.
Sekarang Taman Sakura sudah tertata indah, di dasar lembah terdapat
sungai kecil, mengalir air dari pegunungan yang jernih dan dingin. Di
sisi dan badan sungai dipasangi batu alam membentuk jeram-jeram dan air
terjun yang sangat menarik.
Para pelancong dapat berjalan di jalan setapak, menyeberangi sungai
melalui jembatan-jembatan kecil yang artistik, sambil menikmati sakura
bermekaran. Sudah banyak warga Jepang, Korea, dan lainnya berdatangan
melihat bunga sakura di Indonesia, yang dapat berkembang dua kali
setahun.
Di
Jepang, bunga sakura biasa ditanam berkelompok. Saat berbunga, semua
pohon di suatu lokasi akan bermekaran secara bersamaan, daun-daun hijau
rontok, tinggal terlihat sakura bergerombol indah sekali.
Sudah menjadi budaya orang Jepang senang memandangi sakura
bermekaran, dikenal sebagai hanami. Mereka biasa berkumpul di bawah
pohon sakura, berpesta makan, minum sambil bernyanyi, disebut enkai.
Musim sakura bermekaran atau cherry blossom, bertepatan dengan
tibanya musim semi, disambut seluruh warga Jepang dengan ceria, seakan
mengawali kehidupan baru yang penuh harapan.
Banyak jenis pohon prunus yang termasuk dalam suku Rocaceas. Jenis
Cerasoides yang tumbuh di KRC berbunga kecil dan berwarna merah muda.
Bunga sakura di Jepang punya banyak varietas, bermacam warna, dan ada
yang petalnya lebih dari lima helai. Pohon prunus bersifat deciduous
atau daunnya berguguran disusul bunga bermekaran.
Memang indahnya sakura di Cibodas belum secantik di Jepang karena
masih banyak daun hijau dan bunganya belum lebat. Namun, keelokan bumi
Cibodas berlatarkan Gunung Gede Pangrango sungguh tiada tandingannya.
Kalau Anda belum pernah menikmati keindahan KRC, yang hanya berjarak
2,5 jam perjalanan dari Jakarta, ayo, jangan mau ketinggalan lebih lama
lagi. Tahun 1977 UNESCO saja pernah menetapkan Cibodas sebagai salah
satu cagar biosfer di Indonesia.
Diharapkan, Taman Sakura ini akan menjadi pusat koleksi prunus, bukan
saja yang dari luar, tetapi lengkap pula dengan endemik Indonesia.
Juga menjadi arena hanami dan bernostalgia bagi pelancong Jepang, serta
menjadi tempat reriungan warga kita untuk menikmati lebatnya sakura
bermekaran.cianjurcybercity
No comments:
Post a Comment