Festival di Jepang merupakan acara tradisional yang berhubungan dengan perayaan tertentu. Beberapa festival mempunyai asal-usul dari festival yang juga awalnya ada di China tetapi telah mengalami perubahan dramatis dengan tradisi lokal.
Beberapa malahan benar-benar berbeda yang tidak memiliki kemiripan dengan festival “aslinya”
walaupun memiliki nama dan waktu yang sama. Terdapat pula beberapa
festival lokal (seperti Tobata Gion) yang bahkan tidak diketahui di luar
prefektur lain.
Masyarakat Jepang pada umumnya tidak merayakan Tahun Baru China~karena telah tergantikan oleh Tahun Baru Barat pada akhir abad 19~, tetapi warga China yang bertempat tinggal di Jepang masih merayakannya. Di Yokohama, terdapat pecinan terbesar di Jepang, dimana turis dari segala penjuru di Jepang datang untuk menikmati perayaan tersebut. Hal ini juga mirip dengan festival lampion di pecinan Nagasaki.
Festival biasanya terdiri dari satu atau dua acara utama, dengan
stan-stan makanan, pertunjukan, permainan untuk membuat pengunjung tetap
betah dan terhibur.
Matsuri
Matsuri berarti festival atau hari raya. Di Jepang, festival biasanya
disponsori oleh kuil ataupun diadakan bukan yang bersifat kepercayaan.
Biasanya setiap daerah memiliki setidaknya satu matsuri di akhir musim
panas atau awal musim gugur, kadang berhubungan dengan panen.
Kita dapat menemukan stan-stan di sekitar matsuri yang menjual
souvenir atau makanan seperti takoyaki, atau yang menyediakan permainan
seperti menangkap ikan koki. Selain itu ada juga kontes karaoke,
pertandingan sumo, dan hiburan-hiburan lain yang tersedia.
Berikut ini beberapa festival yang terkenal di Jepang.
Bulan Januari
Tanggal 1
Ganjitsu (Tahun Baru)
Waktunya untuk menyantap o-sechi ryori. O-sechi ryori adalah makanan khusus yang dipersiapkan untuk tiga hari pertama di Tahun Baru (hari-hari ini disebut san-ga-nichi).
Makanan yang indah ini dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu, hanya
perlu sedikit memasak selama liburan, sehingga metode persiapan dan
bahan-bahan dipilih untuk memastikan semuanya tetap segar selama tiga
hari. Secara tradisional, setiap masakan melambangkan keinginan untuk
kebahagiaan dan kesuksesan keluarga. Contohnya, kacang kedelai hitam
rebus (mame) disajikan dengan harapan bahwa setiap orang akan menjalani kehidupan yang sehat (mame), dan telur ikan herring (kazu no ko,
yang dapat diterjemahkan sebagai “banyak anak”) disantap dengan harapan
agar keturunannya makmur. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tahun Baru adalah even tahunan yang paling penting dan terperinci di
Jepang. Sebelum Tahun Baru, rumah dibersihkan, hutang-hutang dibayarkan,
dan osechi (makanan yang di baki untuk Tahun Baru) disiapkan ~atau dibeli. Osechi
adalah makanan tradisional yang dipilih karena warna keberuntungan,
bentuk, atau nama yang menarik dengan harapan untuk mendapatkan
keberuntungan dalam berbagai segi kehidupan selama tahun yang baru.
Rumah didekorasi dan hari libur dirayakan dengan berkumpulnya keluarga,
mengunjungi kuil, dan menghubungi sanak famili dan sahabat. Hari pertama
dari tahun (ganjitsu) biasanya dilewatkan bersama keluarga.
Tanggal 1 sampai 3
Hatsu-mode (kunjungan pertama dalam tahun tersebut ke tempat suci atau kuil)
Hatsu-mode
adalah kunjungan ke sebuah tempat suci atau kuil yang dilakukan di awal
tahun baru untuk mengungkapkan permintaan tentang kesehatan anggota
keluarga, kenaikan pangkat, kedamaian dunia, dll. Bertahun-tahun yang
lalu, orang-orang biasanya pergi berkunjung pada malam Tahun Baru,
ketika gong sedang berbunyi. Kini, pada umumnya kunjungan dilakukan pada
salah satu hari di tiga hari pertama dalam tahun tersebut. Berjuta-juta
orang mengunjungi kuil dan tempat suci yang terkenal, seperti Kuil
Meiji (Tokyo), Kuil Naritasan Shinsho-ji (Propinsi Chiba), Kuil Kawasaki
Daishi (Propinsi Kanagawa), Kuil Yasaka (Kyoto), dan Kuil Sumiyoshi
(Osaka). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 2
Shin-nen Ippan Sanga (ucapan selamat Tahun Baru dari masyarakat kepada Keluarga Kaisar)
Lingkungan
Istana Kekaisaran di Tokyo biasanya tertutup untuk masyarakat umum,
tetapi pada tanggal 2 Januari setiap orang dapat masuk untuk memberikan
ucapan selamat Tahun Baru kepada anggota Keluarga Kaisar, yang
melambaikan tangan kepada masyarakat dari balkon istana yang menghadap
Taman Timur. Baru setelah Perang Dunia II semua penduduk diberikan hak
untuk mengunjungi lingkungan istana untuk tujuan ini. (Sumber: Nipponnia
No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 11 (tanggal 4 atau 20 di beberapa daerah)
Kagami-biraki (Memotong kue beras Tahun Baru)
Kue beras kagami-mochi bulat yang besar secara tradisional dipersembahkan kepada para dewa selama perayaan Tahun Baru, kemudian pada hari ini kue mochi tersebut dipotong menjadi potongan kecil dan dimaka dengan o-zoni (sup sayur) atau o-shiruko
(sup kacang azuki). Pada waktu kue ini dipotong, Tahun Baru dianggap
telah selesai. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 15 (kira-kira)
Dondo-yaki
Hiasan Tahun Baru, seperti Kado-matsu (hiasan rangkaian tanaman) dan Shime-kazari
(ornamen tali jerami), dibawa ke kuil setempat atau tempat lainnya dan
dibakar. Menghangatkan diri di dekat apinya dikatakan dapat memberikan
kesehatan yang baik dan kebahagiaan selama setahun. Upacara ini
dilakukan di seluruh negeri. Acara pada Kuil Torigoe di Tokyo sangat
terkenal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Hari Senin Kedua bulan Januari
Seijin no Hi (Hari Usia Dewasa)
Di
Jepang, orang-orang yang memperoleh hak untuk mengambil suara, minum
alkohol dan merokok pada usia 20 tahun, ketika mereka secara resmi
dinyatakan sebagai orang dewasa. Hari Usia Dewasa merayakan dimulainya
masa dewasa untuk orang-orang yang akan berulang tahun ke-20 pada tahun
tersebut. Pada upacara di kota-kota di seluruh negeri, para pemuda
berpakaian jas kerja dan para wanita berpakaian kimono berwarna cerah
berkumpul untuk mendengarkan pidato dan acara yang bertujuan untuk
menanamkan kesadaran terhadap status mereka sebagai orang dewasa.
(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan Februari
Bulan Februari
Tanggal 3
Setsubun (upacara tradisional mengusir iblis)
Pada tanggal 3 Februari, hari sebelum musim dingin berubah menjadi musim semi, upacara Setsubun
dilakukan untuk mengusir pengaruh yang merusak dan membawa keuntungan
serta kebahagiaan. Di rumah-rumah, kebiasaannya adalah dengan menyebar
kacang panggang sambil berteriak, “Oni wa soto, fuku wa uchi!” (“Iblis keluar, keuntungan masuk!”). Kebiasaan ini disebut mame-maki. Bintang-bintang media ternama dan para atlit diundang ke beberapa tempat suci dan kuil terkenal untuk melakukan mame-maki,
membawa kegembiraan tambahan untuk masyarakat. Foto ini memperlihatkan
kegiatan tersebutdi Kuil Kushida di Fukuoka. (Sumber: Nipponnia No. 34,
15 September 2005)
Contoh dari topeng iblis yang dilempari kacang selama Setsubun. (Foto dari: JTB Photo)
Tanggal 6 sampai 13 (kira-kira)
Sapporo Yuki Matsuri (Festival Salju Sapporo)
Sapporo,
kota terbesar di Hokkaido, merayakan musim dingin dan salju di awal
bulan Februari setiap tahun. Di Taman Odori, Anda dapat melihat lebih
dari 150 patung besar yang terbuat dari salju dan es, menggambarkan
berbagai bentuk mulai dari karakter televisi terkenal sampai karya
arsitektur dunia. Ketika malam tiba, lampu-lampu sorot berwarna-warni
membuat patung-patung tersebut berkilauan, menciptakan dunia impian di
musim dingin. Anda juga dapat menonton konser dan acara lainnya selama
kunjungan anda kesana. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 10 dan 11
Festival Inukko, di Yuzawa, Propinsi Akita
Lilin-lilin
dibakar di kuil dan terdapat patung-patung anjing terbuat dari salju,
mengundang pengunjung, khususnya anak-anak untuk masuk ke dalam dunia
dongeng.
(Foto dari: yokoso!japan weeks JAN.20 - FEB.29,2008)
Tanggal 14
Tanggal 14
Hari Kasih Sayang
Menurut legenda, seorang pendeta Kristen, Santo Valentine, mati secara martir di Roma pada tanggal 14 Februari, pada sekitar abad ke-3. Hari ini menjadi hari kasih sayang di jaman pertengahan Eropa. Di Jepang sejak tahun 1970-an, menjadi umum bagi para wanita muda untuk menandai hari ini dengan memberikan coklat kepada pemuda yang mereka sayangi atau kagumi. Mulai dari awal bulan sampai tiba pada harinya, Anda dapat melihat para wanita berkerumun di sekitar pajangan coklat di toko-toko. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 15 dan 16
Menurut legenda, seorang pendeta Kristen, Santo Valentine, mati secara martir di Roma pada tanggal 14 Februari, pada sekitar abad ke-3. Hari ini menjadi hari kasih sayang di jaman pertengahan Eropa. Di Jepang sejak tahun 1970-an, menjadi umum bagi para wanita muda untuk menandai hari ini dengan memberikan coklat kepada pemuda yang mereka sayangi atau kagumi. Mulai dari awal bulan sampai tiba pada harinya, Anda dapat melihat para wanita berkerumun di sekitar pajangan coklat di toko-toko. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 15 dan 16
Acara Yokote Kamakura, di Yokote, Propinsi Akita
Sebuah
kamakura dibuat dengan memadatkan salju menjadi gundukan yang besar,
dan kemudian dilubangi bagian dalamnya menjadi ruang yang nyaman. Duduk
di dalam kamakura adalah salah satu kesenangan musim dingin untuk
anak-anak setempat dan makanan kecil termasuk kue beras mochi panjang
dan ama-zake (minuman manis terbuat dari fermentasi beras). (Sumber:
Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 16 sampai 18
Tokamachi Yuki Matsuri (Festival Salju Tokamachi), di Tokamachi,
Propinsi Niigata Tokamachi adalah kota yg lebih kecil dan lebih tua dibanding Nagaoka. Cuaca disana sangat dingin sekali. Di pinggir-pingir jalan, tumpukan salju yg sudah hampir 4 meter itu dipahat dan dihias jadi doraemon, kitty, bebek, anpanman, dll. Acaranya dimulai pukul kira-kira pukul 06.00 sore dan selesai pada pukul 07.30 malam. (Sumber: http://bibipbondry.blogspot.com/)
Propinsi Niigata Tokamachi adalah kota yg lebih kecil dan lebih tua dibanding Nagaoka. Cuaca disana sangat dingin sekali. Di pinggir-pingir jalan, tumpukan salju yg sudah hampir 4 meter itu dipahat dan dihias jadi doraemon, kitty, bebek, anpanman, dll. Acaranya dimulai pukul kira-kira pukul 06.00 sore dan selesai pada pukul 07.30 malam. (Sumber: http://bibipbondry.blogspot.com/)
Bulan Maret
Tanggal 3
Hina Matsuri (Festival Boneka)
Anak-anak
perempuan menempatkan boneka yang mengenakan rok tradisional resmi,
untuk menghiasi bagian rumah dan mengungkapkan permintaan untuk
kesehatan dan kebahagiaan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)Festival boneka ini mempunyai nama lain seperti Sangatsu Sekku (Festival Bulan 3), Momo Sekku (Festival Persik), Joshi no Sekku
(Festival Gadis). Dikenal sebagai Festival Persik karena persik bersemi
di awal musim semi dan disimbolkan sebagai keberanian dan kecantikan
feminin. Anak perempuan memakai kimono terbaik mereka dan mengunjungi
rumah temannya. Di rumah-rumah di tempatkan panggung berisi hina ningyo (boneka hina, sederet boneka yang mewakili kaisar, permaisuri, pelayan, dan musisi yang memakai pakaian kuno) dan sek
Tanggal 12
Upacara O-mizu tori, di Aula Nigatsu-do, Kuil Todai-ji, Nara
Peristiwa
penting dalam kalender Budhis ini diadakan pada salah satu kuil paling
terkenal dii Jepang selama dua minggu, dimulai pada tanggal 1 Maret.
Klimaksnya adalah pada tanggal 12, jauh di malam hari. Obor Taimatsu
yang sangan besar berkobar-kobar dibawa dengan cepat di sepanjang
beranda panjang yang mengelilingi Aula Nigatsu-do. Bunga api bertebaran
pada kerumunan orang di bawahnya. Upacara lainnya, yang jauh lebih
serius, diadakan pada saat yang hampir bersamaan, para pendeta mengambil
air dari sebuah sumur di lingkungan kuil, dan mempersembahkannya kepada
patung Kannon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 27
Festival O-Kichi, di Shimoda, Propinsi Shizuoka
Sekita
tahun 1860, Townsend Harris adalah diplomat pertama yang mewakili
Amerika Serikat di Jepang. Di bawah perintah hakim di Shimoda, seorang
anak perempuan berusia 17 tahun yang bernama O-Kichi menjadi pembantu
Townsend. Festival ini diadakan pada peringatan hari kematiannya, dan
mengungkapkan permintaan untuk kebahagiaannya di dunia berikutnya. Dalam
festival ini ada tari-tarian yang ditampilkan oleh banyak geisha, dan
pasar yang menjual tanaman pot dan pohon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15
September 2005)
Bulan April
Awal April
Hanami (Menikmati mekarnya bunga sakura)
Ketika
pohon sakura berbunga, banyak rombongan orang yang mengunjungi
taman-taman yang terkenal dengan bunga sakura, seperti Taman Ueno di
Tokyo. Mereka datang tidak hanya untuk mengagumi mekarnya bunga tetapi
juga untuk berkumpul di bawah cabangnya untuk makan, minum dan untuk
menikmati waktu yang menyenangkan (dan ribut), hiburan orang Jepang yang
umum selama musim ini. Setiap tahun, Agen Meteorologi Jepang meramalkan
kapan bunga akan mekar di setiap daerah lokal. Contoh lain yang
memperlihatkan betapa senangnya orang Jepang pada bunga ini, yang
menghiasi negeri dengan warna merah muda yang lembut setiap tahun. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)Berbagai festival bunga diadakan oleh kuil Shinto selama bulan April.
Darmawisata dan piknik dilakukan untuk menikmati bunga, terutama bunga
Sakura. Di beberapa tempat, menikmati bunga diadakan berdasarkan
hari-hari tertentu yang tetap. Even ini yang paling populer selama musim
semi.
Seluruh bulan April
Miyako Odori (tarian tradisional di Kyoto)
Tarian berwarna-warni ditampilkan oleh geigi (geisha) dan maiko (murid geisha) dari Gion-machi, Kyoto. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 14 dan 15
Festival Musim Semi Takayama, di Kuil Hie, Takayama, Propinsi Gifu
Tempat
suci yang dapat dibawa dan selusin atau lebih kereta hias diarak oleh
peserta berkeliling kota. Kereta hias dihiasi kerajinan emas dan pahatan
yang sangat indah, juga karya seni yang mengagumkan seperti bendera
yang di bordir, semuanya menunjukkan keahlian para pekerja di daerah
Hida. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan Mei
Tanggal 3 dan 4
Festival Hataka dan Dontaku, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Mungkin
festival terbaik di Fukuoka, kota terbesar di Kyushu. Para peserta
berdandan dengan berbagai jenis kostum yang menarik, dan berparade di
sekeliling kota sambil membuat keributan dengan memukul Shamoji (sendok
besar kayu yang digunakan untuk menyendok nasi). Ada tarian tradisional
di daerah umum yang terbuka di kota. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15
September 2005)
Tanggal 5
Kodomo no Hi (Tango no Sekku, Hari Anak, hari libur Nasional)
Bendera
berbentuk ikan koi “berenang” di udara, memperlihatkan birunya langit
di awal bulan Mei. Keluarga menghias langit di atas rumah mereka dengan
bendera-bendera seperti kaus kaki angin ini untuk merayakan Tango no Sekku
(Hari Anak-anak, 5 Mei), dan untuk mengharapkan kesuksesan dan
kesehatan yang baik untuk anak laki-laki di rumah. Ikan koi besar
berwarna hitam (ma-goi) melambangkan ayah, yang berukuran sedang berwarna merah (hi-goi)
ibunya, dan yang kecil melambangkan anak laki-laki. Bendera lima warna
melambangkan rumah, dan semuanya berarti keluarga bahagia. (Sumber:
Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 14 dan 16
Festival Besar Kuil Izumo Taisha, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Sejak
jaman dahulu dikatakan bahwa para dewa tinggal di Izumo, sebuah
pemukiman tua dekat Laut Jepang di daerah yang sekarang dikenal sebagai
Propinsi Shimane, di daerah Chugoku. Festival ini untuk menghormati
Okuninushi no kami, dewa perkawinan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15
September 2005)
Tanggal 15
Festival Aoi, berpusat di Kuil Kamigamo dan Shimogamo di Kyoto, Propinsi Kyoto.
Festival
Aoi, yang berkisar di sekeliling dua kuil Shinto di Kyoto, telah
dirayakan selama lebih dari seribu tahun. Pada tanggal 15 Mei setiap
tahun, lebih dari 500 orang mengenakan kostum tradisional dari jaman
Heian (794-1185) berangkat dari Istana Kaisar Kyoto dengan menaiki kuda,
dengan kereta yang ditarik oleh lembu, dan memikul tempat suci yang
dapat dibawa. Mereka berparade di sepanjang jalan-jalan dan mengunjungi
dua tempat suci, Shimogamo dan Kamigamo. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Hari Jumat sampai Minggu pertama setelah tanggal 15
Festival Sanja, di Kuil Asakusa, Taitoku, Tokyo
Diselenggarakan
di kota pada distrik Asakusa, yang dikenal sebagai bekas daerah kelas
pekerja tradisional. Mungkin festival di Tokyo yang paling menyenangkan,
sekumpulan orang berparade sambil memikul tempat suci yang dapat
dibawa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan Juni
Hari Sabtu danMinggu pertama
Festival Weston di Kamikochi
Walter
Weston adalah misionari dan pendaki gunung alpen dari Inggris. Festival
ini untuk menghormati kesuksesannya dalam memperkenalkan Pegunungan
Alpen Jepang kepada dunia melalui tulisannya. Festival ini juga
merayakan dimulainya musim mendaki gunung di musim panas.
Diselenggarakan di Kamikochi, di Propinsi Nagano. Jalan kecil di gunung
yang dimulai dari sini menuju beberapa dari pendakian terbaik di
Pegunungan Alpen Jepang.
(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 10
Festival Jam Air di Kuil Omi, Otsu, Propinsi Shiga
Di
Jepang, jam air pertama dibuat sekitar 1.300 tahun yang lalu sesuai
permintaan dari Kaisar Tenchi. Festival ini yang merayakan tanggal
pertama kalinya jam tersebut digunakan, dan diadakan pada hari ini,
disebut Toki no Kinen bi (Hari untuk memperingati
waktu). Festival kuil ini mengingat Kaisar Tenchi, yang mendirikan
ibukotanya di daerah ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Akhir Mei sampai akhir Juni
Festival Iris Suigo Itako, di Itako, Propinsi Ibaraki
Kota
Itako terletak di daerah yang lebih rendah dari Sungai Tone. Daerah ini
mempunyai jaringan anak sungai yang sempit, dan daerah pinggir
sungainya dihiasi dengan bunga iris yang mulai mekar pada akhir bulan
Mei. Bunga iris berwarna ungu, kuning dan putih. Sekitar 1 juta tanaman
dalam 500 jenis, tahan terhadap cuaca yang panas dan lembab di musim
hujan dan menciptakan pemandangan seperti di kartu pos dengan kelopak
bunga yang seringkali dipenuhi dengan titik-titik air hujan. (Sumber:
Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan Juli
Tanggal 1 sampai 15
Festival Hakata Gion Yamagasa, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Festival
diadakan di sekitar Kuil Kushida di distrik Hakata dekat Fukuoka
tengah. Di hari terakhir festival ini, para pria yang bersemangat
mengenakan jaket happi berdesakan di jalan sambil
mengusung kereta hias yang besar, memberikan banyak kesenangan pada
masyarakat. Para penonton di sepanjang jalan memberikan dukungan dan
semangat mereka dengan menyiramkan air pada para peserta. Di bagian lain
kota, anda dapat melihat kereta hias dengan patung besar (tingginya 12
sampai 13 meter!) yang menggambarkan karakter mulai dari cerita
anak-anak dan pengetahuan militer. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15
September 2005)
Tanggal 7
Festival Tanabata
Dua kekasih di langit malam hari, sebenarnya, dua bintang yang dinamakan Hiko boshi (Altair) dan Princess Ori hime
(Vega), dapat menyeberangi Bimasakti hanya sekali dalam setahun untuk
menghabiskan malam bersama, pada hari ke-7 di bulan ke-7. Atau
begitulah, setidaknya, menurut legenda Cina kuno yang masuk ke Jepang
pada jaman dahulu dan menjadi tercampur dengan cerita rakyat Jepang.
Pertemuan di waktu malam sepasang kekasih ini adalah sebuah kesempatan
untuk membuat beberapa permintaan ke surga. Permintaan di tulis pada
bendera kertas warna warni dan diikat pada cabang bambu, yang kemudian
dipasang vertikal untuk hiasan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Disebut juga festival bintang. Aslinya berasal dari legenda China yang
menceritakan dua bintang penenun (Vega) dan pengembala domba (Altair)
dimana mereka berdua pasangan kekasih yang hanya dapat bertemu sekali
dalam setahun pada malam ke-7 bulan ke-7 dimana tidak ada hujan dan
banjir di Milky Way pada hari itu. Dinamakan Tanabata setelah gadis
penenun dari legenda Jepang dipercayai dialah yang membuat baju untuk
dewa-dewa. Warga Jepang biasanya menuliskan permohonan dan harapan
asmara di selembar kertas berwarna dan menggantungkannya di ranting
bambu bersamaan dengan ornamen-ornamen kecil.
Tanggal 14
Festival Api Nachi no Hi, di Nachi Katsuuracho, Propinsi Wakayama
Festival
api yang spektakuler ini diadakan di Kuil Kumano Nachi, yang terdaftar
sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2004. Obor kayu pinus yang besar,
masing-masing mempunyai berat sekitar 50 kg, menerangi jalan kecil
menuju kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 19 (kira-kira)
Doyo no Ushi no Hi, sekitar hari terpanas dalam setahun
Pada kalender tradisional, Doyo no Ushi no Hi
terjadi di sekitar periode terpanas dalam setahun. Kelembaban juga
tinggi di pertengahan bulan Juli ini. Ini adalah saat untuk memelihara
kesehatan secara khusus dengan makan makanan bergizi, dan menurut cerita
rakyat ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis asin adalah makanan yang cocok. Ketika aroma dari makanan ini berhembus dari warung kaba-yaki
yang kecil, Anda bisa melihat orang-orang mengantri untuk membelinya.
Kebiasaan menyantap ikan lele pada pertengahan musim panas dimulai pada
abad ke-18, yang dipromosikan oleh para pedagang yang ingin menjual
hasil tangkapan hari itu. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Hari Sabtu terakhir bulan Juli
Hari Sabtu terakhir bulan Juli
Festival Kembang Api Sungai Sumida, di Sumida-ku, Tokyo
Malam
musim panas di Jepang adalah saat untuk kembang api. Festival Kembang
Api Sungai Sumida, yang diselenggarakan pada hari Sabtu terakhir bulan
Juli di sebuah distrik pemukiman tua dekat pusat Tokyo, telah menambah
kesenangan musim panas sejak abad ke-18. Festival ini dilarang pada
tahun 1960-an dan 70-an karena masalah keselamatan. Sungainya terpolusi
dan rumah-rumah kayunya dianggap terlalu dekat satu sama lainnya. Tetapi
pertunjukan ini diadakan kembali pada tahun 1978 dan sejak itu, ratusan
dari ribuan orang datang untuk menikmatinya setiap tahun. (Sumber:
Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan Agustus
Tanggal 2 sampai 7
Festival Nebuta Aomori, di Aomori, Propinsi Aomori dan lokasi lainnya
Kereta hias sampai seberat 4 ton melewati jalan-jalan, memamerkan nebuta besar bercahaya, yang merupakan gambar yang terbuat dari kertas Jepang. Para penari yang bersemangat yang disebut haneto bergoyang seperti ombak di sekeliling kereta. Kegembiraan yang disebabkan oleh kereta dan haneto,
terdapat sampai 200.000 penari di sepanjang karnaval selama enam hari,
sangat mengagumkan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 5 sampai 7
Tanggal 5 sampai 7
Festival Lentera Akita Kanto, di Akita, Propinsi Akita
Beratus-ratus lentera kertas choochin
direntangkan di sepanjang struktur bambu panjang yang tingginya lebih
dari 10 meter dipamerkan melalui kota di malam hari. Para pria
menyeimbangkannya di paha atau bahu mereka adalah pemandangan yang
benar-benar harus dilihat. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 9 sampai 12
Festival Yosakoi, di Kochi, Propinsi Kochi
Festival
Yosakoi pertama kali diadakan di Kochi tahun 1954 untuk menolong kota
ini keluar dari resesi dan merangsang ekonomi lokal. Kini, festival yang
serupa diadakan di banyak bagian negeri ini. Di Kochi, sekumpulan anak
muda yang bergabung, membuat festival ini menjadi karnaval rock and
roll, samba dan kegembiraan lainnya. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15
September 2005)
Pertengahan Agustus
Tarian Awa Odori, di Tokushima, Propinsi Tokushima dan lokasi lainnya
Mulai tanggal 12 sampai 15 Agustus, band o-hayashi
yang bersemangat memainkan musik untuk Tarian Awa Odori. Lautan penari
bergerak dengan berpakaian hampir seperti parade menuruni jalan-jalan
utama Tokushima. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 13 sampai 18
Bon Odori Higashima Onsen, di Aizu Wakamatsu, Propinsi Fukushima
Sungai Yugawa mengalir melalui Higashima Spa, sebuah resor permandian air panas. Untuk festival o-bon,
menara berwarna-warni didirikan di sungai yang dangkal. Para wisatawan,
calon geisha dan yang lainnya menari sepanjang malam, bergerak
mengelilingi menara sesuai dengan irama musik dan lagu rakyat. (Sumber:
Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 15
Festival Lentera Yamaga Toro, di Yamaga, Propinsi Kumamoto
Sekitar seribu wanita, dengan lentera sepuhan yang dihias dengan indah di kepala mereka, menampilkan tarian bon odori yang elegan dan membawa para penonton menuju dunia ilusi. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 16
Go-zan no Okuri-bi, di Kyoto, Propinsi Kyoto
Setelah
matahari terbenam pada tanggal 16, lima buah gunung di sekitar Kyoto
dinyalakan dengan api unggun yang spektakuler untuk mengucapkan selamat
jalan pada roh nenek moyang. Konfigurasi api unggun bervariasi, termasuk
karakter kanji dan sebuah perahu. Yang paling
spektakuler adalah yang terdapat di Gunung Daimonji. Di sana, bahan
tanaman yang akan dibakar diatur dalam bentuk kaeakter kanji Dai, yang artinya, “besar/raya”. Sebutan lainnya untuk peristiwa ini adalah Dai-monji yaki (membakar kanji “Dai”). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 24
Festival Jizo Bon, di Kyoto, Propinsi Kyoto
Acara
o-bon di Kyoto berhubungan dengan patung Jizo, seharusnya berjumlah
5.000. dewa Jizo dikatakan melindungi anak-anak dari kejahatan, sehingga
banyak dari kegiatannya berkisar di sekitar anak muda. (Sumber:
Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan September
Tanggal 1 sampai 3
Festival Kaze no Bon di Yatsuo machi, Propinsi Toyama
Kaze berarti angin, dan bon berarti festival o-bon. Festival untuk menghindari kerusakan akibat angin diadakan di Jepang pada hari yang disebut ni hyaku toka. Ini adalah salah satu yang paling menarik. Nada yang menyedihkan dan shamisen, drum taiko dan kokyu
(biola Cina)berpadu untuk mengiringi tarian indah yang berlangsung
sepanjang malam dan menciptakan unsur yang misterius. (Sumber: Nipponnia
No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 9
Choyo no Sekku
Salah satu dari lima festival musiman sekku
yang aslinya dari Cina. Festival ini diadakan pada hari ke-9 di bulan
ke-9, keduanya angka ganjil, membuat hari ini sangat menguntungkan. Hari
tersebut juga disebut Kiku no Sekku (Festival Krisan),
karena tradisi orang Cina yang minum anggur krisan pada festival ini
untuk mengusir roh jahat. Bahkan kini ada kebiasaan untuk pameran dan
menikmati bunga krisan di saat ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15
September 2005)
Tanggal 18 (tahun 2005) (kalender kuno: 15 Agustus)
Jugoya, berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan bulan
Tanggal
15 malam dari bulan ke-8 (kalender kuno) semestinya adalah saat bulan
paling indah dalam setahun. Pada malam ini, orang-orang akan mengadakan
pesta menikmati bulan, makan kue-kue seperti kue dango
dan taro, minum sake, dan merayakan datangnya musim gugur. Dekorasinya
termasuk tanaman yang dipotong melambangkan musim gugur, seperti susuki
(rumput pampas Jepang). Di beberapa distrik, waktu ini juga adalah
waktu untuk mengadakan festival terima kasih untuk panen yang baik, atau
untuk menghormati saudara yang telah meninggal di kuburan mereka.
Persembahan yang lezat untuk leluhur mungkin dicuri oleh anak-anak, dan
merupakan kebiasaan untuk membuat lelucon tentang hal ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan Oktober
Tanggal 7 dan 9
Festival Nagasaki Kunchi, di Kuil Suwa di Nagasaki, Propinsi Nagasaki
Festival
ini ditetapkan sebagai aset budaya rakyat penting yang tidak berbentuk
benda. Karnaval yang mengagumkan ini menarik perhatian wisatawan dari
seluruh Jepang. Para anggota jemaat kuil berpartisipasi dalam penampilan
yang eksotis yang termasuk tarian naga bergaya Cina yang disebut Ja Odori. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 15 dan 17
Festival Kanname, di Kuil Ise, Ise, Propinsi Mie
Pendeta
Shinto mempersembahkan beras yang baru dipanen kepada para dewa dalam
sebuah upacara untuk berterima kasih atas panen yang baik. Upacara
Shinto yang paling penting di kuil besar ini. Penduduk setempat juga
mempersembahkan beras panen pertama di kuil ini, dan menampilkan upacara
hatsu ho hiki (contoh beras pertama) untuk rasa terima kasih mereka atas karunia alam. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Bulan November
Tanggal 12 sampai 18, tahun 2005 (tanggal 11 sampai 17 dari bulan ke-10, dalam kalender kuno)
Festival Kami-ari, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Dikatakan
bahwa terdapat 8 juta dewa tinggal di Jepang, dan bahwa mereka semua
pergi ke pertemuan tahunan di Izumo pada hari ke-10 bulan ke-10
(kalender kuno, November di kalender modern). Nama festival, “Kami-ari”,
berarti “Para dewa semuanya hadir”. Karena semua dewa ada di Izumo,di
tempat lainnya di Jepang tidak ada, sehingga bulan Oktober secara
tradisional disebut Kannazuki (bulan tanpa dewa). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tori no Hi (Hari Ayam Jago)
Tori no Ichi (Pameran Hari Ayam Jago)
Di
bulan November, pada Hari Ayam Jago (salah satu dari “12 Shio” di
kalender kuno Cina), diadakan festival pasar di kuil di bagian-bagian
yang berlainan di negeri ini. Pasar ini dikatakan untuk membawa
kwmakmuran dan keuntungan. Salah satu barang yang dijual di sana adalah
penggaruk kumade yang dihias. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Kumade
Tanggal 15
Shichi-go-san (Festival 7-5-3)
Pada
hari ini, para orang tua mendandani anak-anak mereka dengan pakaian
tradisional resmi, dan membawa mereka ke kuil untuk merayakan
pertumbuhan mereka. Anak laki-laki pergi ketika berusia 5 tahun, anak
perempuan ketika berusia 3 dan 7 tahun. Selama festival, anak-anak pasti
akan diberi chitose ame (“permen seribu tahun”). Di dalam foto, anak laki-laki dan perempuan memegang kantung yang berisi permen. Chitose ame
yang panjang dan tipis, yang bahkan menjadi lebih panjang ketika
ditarik, adalah jimat keberuntungan yang melambangkan keinginan untuk
umur yang sangat panjang. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Anak laki-laki berusia lima tahun atau tujuh tahun serta anak perempuan
berusia tiga tahun dibawa ke kuil setempat untuk berdoa demi keselamatan
dan hidup yang sehat. Festival ini dilakukan karena ada kepercayaan
bahwa anak-anak pada usia tertentu bisa mendapat kesialan sehingga
diperlukan perlindungan. Anak-anak biasanya mengenakan pakaian
tradisional untuk acaranya dan setelah mengunjungi kuil banyak orang
membeli chitose-ame (permen seribu tahun) yang dijual di kuil.
Bulan Desember
Seluruh bulan
Bonen-kai (pesta akhir tahun)
Salah
satu peristiwa yang paling disenangi untuk banyak orang. Waktu saat
alkohol dapat diminum bebas, setiap orang mengambil makanan rebus dari
panci bersama, dan teman kerja saling mengakui nilai masing-masing
sebagai kolega kerja. Teman-teman juga berkumpul bersama untuk pesta
yang serupa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 24
Malam Natal
Di
Jepang, Malam Natal (24 Desember) adalah waktu untuk percintaan, hari
dimana para pasangan muda mengukuhkan kembali rasa cinta mereka. Juga
merupakan waktu anak-anak mendapatkan hadiah. Sehingga seperti yang
dapat Anda lihat, Natal di Jepang hanya mempunyai sedikit arti yang
bersifat keagamaan. Dimulai pada awal bulan, pohon natal yang besar dan
pajangan lampu menghiasi jalan, dan anda akan mendengar banyak rekaman
lagu Natal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tanggal 31
O-misoka (Malam Tahun Baru)
Malam Tahun Baru disebut o-misoka atau joya. Tepat di tengah malam, lonceng kane di kuil di seluruh negeri berbunyi 108 kali. Kebiasaan ini disebut joya no kane.
Mengapa 108 kali? Untuk menghapuskan 108 kegagalan manusia dari hati
para pendengar, termasuk diantaranya nafsu, keserakahan, kemarahan dan
iri hati. Foto ini, diambil di Kuil Chion-in di Kyoto, memperlihatkan
pendeta yang mengayunkan seluruh tubuhnya ke belakang untuk menarik
pemukul yang sangat besar lebih keras ke arah lonceng. Sebelum tengah
malam, sesuai dengan tradisi, keluarga berkumpul untuk makan toshi-koshi soba
(mi soba yang melambangkan keinginan untuk umur panjang). Kemudian
waktunya untuk merayakan datangnya tahun baru, dan mendengarkan lonceng
kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Masyarakat Jepang membersihkan rumah (Osoji) untuk menyambut tahun baru
dan untuk menghilangkan pengaruh tidak baik. Banyak warga yang
mengunjungi kuil Buddha untuk mendengarkan bel berbunyi sebanyak 108
kali ketika malam hari (joya no kane). Hal ini dilakukan untuk
mengumumkan bahwa tahun lama telah dilewati dan tahun yang baru telah
datang. Alasan kenapa dibunyikan 108 kali adalah karena penganut Buddha
percaya manusia digoda 108 macam hasrat dan nafsu duniawi (bonno).
Dengan tiap kali bunyi, satu hasrat dihilangkan. Menjadi adat juga bahwa
memakan toshikoshi koba (mie melewati tahun) diharapkan bahwa seluruh keluarga mendapat keberuntungan layaknya sepanjang mie yang panjang. [seputar jepang]
No comments:
Post a Comment