Anime, adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan film animasi atau
kartun Jepang. Kata tersebut berasal dari kata animation yang dalam
pelafalan bahasa Jepang menjadi animeshon. Meskipun pada dasarnya anime
tidak dimaksudkan khusus untuk animasi Jepang, tetapi banyak orang
menggunakan kata tersebut untuk membedakan antara film animasi buatan
Jepang dan non-Jepang. Popularitas anime di Indonesia sudah dimulai pada
awal tahun 1980-an ketika video betamax sedang menjamur.
Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya First
Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi dan
Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Kemudian diikuti film pendek yang
hanya berdurasi 5 menit karya Shimokawa Bokoten yang berjudul Imokawa
Mukuzo Genkanban no Maki pada tahun 1917. Dan disusul oleh anime
berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro hasil karya Kitayama Seitaro pada
tahun 1918 yang dibuat untuk pihak movie company Nihon Katsudo Shashin
(Nikatsu). Tetapi semua catatan tentang anime tersebut dikatakan hilang
akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923. Selain Oten dan Seitaro, ada
juga beberapa animator lain seperti Sanae Yamamoto, Noburo Ofuji dan
Yasushi Murata. Pada saat itu, muncul pula anime pertama yang mempunyai
sekuel yaitu Sarugashima (pada tahun 1930) dan kelanjutannya yaitu
Kaizoku-bune (pada tahun 1931).
Jepang kemudian mengikuti langkah itu dan anime pertama dengan menggunakan
suara musik adalah Kujira (1927) karya Noburo Ofuji. Sedangkan anime
pertama yang "berbicara" adalah karya Ofuji yang berjudul Kuro
Nyago(1930) dan berdurasi 90 detik. Salah satu anime yang tercatat
sebelum meletus Perang Dunia II dan merupakan anime pertama dengan
menggunakan optic track (seperti yang digunakan pada masa sekarang)
adalah Chikara To Onna No Yononaka (1932) karya Kenzo Masaoka. Dalam
tahun 1943 Masaoka bersama dengan seorang muridnya, Senoo Kosei, mereka
membuat kurang lebih lima episode anime berjudul Momotaro no Umiwashi
(Momotaro, the Sea Eagle). Anime yang ditayangkan ini merupakan anime
Jepang pertama dengan durasi lebih dari 30 menit (short animated feature
film). Mendekati akhir dari Perang Pasifik, yaitu pada bulan April
1945, Senoo telah membuat dan menampilkan kurang lebih sembilan episode
anime yang merupakan karya besarnya, Momotaro: Umi no Shinpei (Momotaro:
Devine Soldier of the Sea).
Anime ini merupakan anime Jepang pertama
yang berdurasi panjang, yaitu sekitar 72 menit (animated feature film).
Keduanya adalah anime propaganda yang mengadaptasi dari cerita legenda
terkenal Jepang, Momotaro, dan merupakan salah satu dari anime
terpopuler pada masa tersebut. Noburo Ofuji juga pernah mencoba
membuat anime yang berwarna.
Pada saat itu ia membuat anime Ogon no Hana
(1930) dengan hanya 2 warna, tetapi tidak pernah dirilis. Anime pertama
yang dirilis dengan warna baru muncul lama setelah itu yaitu Boku no Yakyu (1948) karya Megumi Asano. Setelah Perang Dunia II, industri anime dan manga bangkit kembali berkat
Osamu Tezuka. Orang yang dijuluki "God of Manga" ini pada saat itu baru
berusia sekitar 20 tahun dan karyanya adalah Shintakarajima yang muncul
pada tahun 1947. Hanya dalam beberapa tahun saja, Tezuka kemudian
menjadi sangat terkenal.
Ketika habis masa kontraknya dengan Toei pada tahun 1962, Tezuka kemudian
mendirikan Osamu Tezuka Production Animation Departement, yang kemudian
disebut dengan Mushi Productions dengan produksi pertamanya film pendek
berjudul Aru Machi Kado no Monogatari (1962). Produk Mushi Production
yang terkenal adalah Tetsuwan Atom. Namun Tetsuwan Atom bukanlah animasi
televisi buatan lokal pertama yang ditayangkan. Tahun 1960 adalah
pertama kalinya ditayangkan anime TV di Jepang, yaitu Mittsu no Hanashi
(Tree Tales)
Penggemar
anime yang lahir pada tahun 1960-an dan 1970-an mungkin masih ingat
dengan anime Voltus V, God Sigma, Candy-Candy dan Ikkyu-san yang begitu
populer pada tahun 1980-an. Namun popularitasnya di Indonesia saat itu
masih terbatas karena beredar dalam format video betamax, sedangkan
tidak semua orang mampu membeli perangkat pemutar video betamax
tersebut.
Selama tahun 1970-an, tingkat kompetesi yang begitu ketat
mengakibatkan pengurangan pegawai Toei Animation dan banyak
animator-animator beralih ke studio lain seperti A Pro dan Telecom
Animation. Mushi Production bangkrut (kemudian bangkit kembali 4 tahun
kemudian). Para pekerja ex-Mushi kemudian beralih mendirikan perusahaan
baru seperti Madhouse Production dan Sunrise.
Anime dan manga kini sangat populer di Indonesia sehingga
mengalahkan komik dan animasi dari belahan dunia barat yang sempat
berjaya seperti Tintin, Superman atau Batman. Anda bisa melihat
bagaimana banyaknya manga yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia di
toko-toko buku Indonesia seperti manga Kungfu Boy, Detective Conan dan
lain sebagainya. Begitu pula penggemar manga juga ingin menyaksikan
adaptasi manga dalam bentuk anime. Popularitas tersebut mau tidak mau
pun membawa perubahan di Indonesia seperti munculnya komunitas penggemar
manga dan anime. Selain itu, terlihat juga bagaimana penggemar anime
dan manga di Indonesia yang mengekspresikan diri dalam Cosplay, yaitu
berdandan dengan kostum yang berdasarkan dari karakter-karakter anime
dan manga kesayangan mereka.
Sebuah
gebrakan anime dimulai oleh Takashi Murakami, memadukan budaya pop
Jepang dengan seni postmodern yang dikenal dengan "Superflat" yang
dimulai sekitaran tahun 2000.
Seri Experimental Anime Tengah Malam mulai
dipopulerkan oleh Serial Experiments Lain. Kemudian anime bergenre
experimental bermunculan seperti Boogiepop Phantom (2000), Texhnolyze
(2003), Paranoia Agent (2004) and Gantz (2004).
Serial Experiments Lain |
Gantz |
The Real Robot genre (termasuk Gundam dan Macross), yang kurang
berhasil pada tahun 1990-an, pada tahun 2002 kembali dibangkitkan
kembali dengan kesuksesan yang diperoleh anime seperti Mobile Suit
Gundam SEED (2002), Eureka Seven (2005), Code Geass: Lelouch of the
Rebellion (2006), Mobile Suit Gundam 00 (2007), Macross Frontier (2008)
dan Code Geass: Lelouch of Rebellion R2 (2008).
Anime-anime bergenre Action Fighting pun bermunculan dan langsung diminati oleh penikmat anime di Jepang bahkan di seluruh dunia, seperti One Piece, Naruto, Bleach, Fairy Tail, dan lainya.
Anime-anime bergenre Action Fighting pun bermunculan dan langsung diminati oleh penikmat anime di Jepang bahkan di seluruh dunia, seperti One Piece, Naruto, Bleach, Fairy Tail, dan lainya.
No comments:
Post a Comment