Penjualan makanan
soft diet yang menargetkan lansia di Jepang meningkat, dengan total
pengiriman mencapai 9,3 milyar yen di tahun 2011, atau sebanyak 4 kali
lipat dibandingkan pengiriman pada tahun 2004, ungkap Japan Care Food
Conference yang dirilis Sabtu (13/10).
Makanan soft diet umumnya dianjurkan
bagi penderita disfagia (kesulitan dalam menelan makanan), pasien
operasi rahang, mulut atau saluran pencernaan, dan orang yang baru
memasang kawat gigi.
Menurut Japan Care Food Conference
yang beranggotakan 47 perusahaan, peningkatan ini juga mencerminkan
banyak perusahaan yang memasuki bisnis makanan soft diet, dengan harapan
meningkatnya permintaan seiring bertambahnya panti jompo di Jepang.
“Total pengiriman tahun ini diperkirakan melampaui 10 milyar yen”, ujar juru bicara Japan Care Food Conference.
Berdasarkan proyeksi di atas,
diperkirakan jumlah orang yang mendapatkan perawatan dan pelayanan medis
di rumah akan naik 1,4 kali lipat menjadi 4,63 juta pada tahun fiskal
2025 mendatang, karena pemerintah Jepang telah memutuskan untuk
mengembangkan pelayanan rawat jalan.
Keputusan itu membangkitkan harapan
para produsen,menjadikan soft diet bagi pasien rawat jalan sebagai
pemacu pertumbuhan industri makanan. Padahal sebelumnya, makanan soft
diet, termasuk di dalamnya jenis makanan cair biasanya dikirim ke rumah
sakit atau panti jompo.
Selain itu, produsen makanan, serta
perusahaan pengolah hasil laut dan farmasi juga telah mengembangkan
jenis soft diet yang berbentuk seperti makanan biasa namun dapat
dikunyah dengan menggunakan lidah dan langit-langit mulut.
“Tahun lalu terdapat 802 makanan
dengan jenis seperti itu, naik dari 155 di tahun 2004”, ujar petugas
Japan Care Food Conference. Hallo
No comments:
Post a Comment