Lebih dari 1,000 perusahaan bangkrut
di Jepang, akibat bencana gempa dan tsunami bulan Maret 2011, ungkap
Teikoku Databank Ltd Senin (29/10). Menurut Teikoku, angka itu lebih
tinggi 3,4 kali lipat dibanding jumlah perusahaan bangkrut dalam jangka
waktu 19 bulan setelah gempa besar Hanshin, yang menghantam kota Kobe di
Prefektur Hyogo, dan daerah sekitarnya pada Januari 1995.
Sementara kewajiban yang
ditinggalkan oleh lebih dari 1,000 perusahaan bangkrut, dengan jumlah
pegawai keseluruhan mencapai 16,010 orang, sekitar 1,23 triliun yen. Dan
bila digabungkan dengan pekerja sementara, jumlah keseluruhannya
mencapai 24,000 orang, ungkap Teikoku Databank Ltd.
Berdasarkan sektor, sebanyak 215
perusahaan dari sektor manufaktur, 206 perusahaan di sektor grosir, dan
205 perusahaan dari sektor jasa.
Selain itu, juga termasuk sejumlah
besar perusahaan pengelola hotel dan penginapan khas Jepang, serta
perusahaan kontraktor sipil.
Menurut data Teikoku Databank,
perusahaan yang bangkrut diyakini tidak beroperasi lagi akibat turunnya
jumlah wisatawan, dan penangguhan atau penundaan, proyek pembangunan
pasca bencana. Hallo
No comments:
Post a Comment