Japanese Opthalmological Society, Sabtu (24/08), menyatakan hampir seribu warga Jepang mengeluh terkena iritasi mata pasca gerhana matahari tanggal 21 Mei silam, dengan 80 orang diantaranya didiagnosa mengalami gangguan penglihatan.
Dokter mata di Jepang mengungkapkan
telah memeriksa 958 orang pada akhir Juni silam, dan sebagian besar dari
mereka mengaku telah melihat gerhana matahari tanpa pelindung mata.
Padahal sebelumnya, para ahli telah memberikan peringatan kepada warga
agar tidak melihat gerhana dengan mata telanjang.
Hampir 90 persen menyatakan gejala
iritasi dan perih hilang dalam beberapa hari, namun 115 orang , atau 12
persennya mengaku tetap melihat titik hitam dan mengalami kesulitan
dalam melihat suatu objek. Bahkan dokter melaporkan 80 orang atau 8
persennya menderita gangguan retina.
Mereka yang diperiksa oleh dokter,
berusia 2 hingga 92 tahun, dengan sebagian besar diantaranya merupakan
paruh baya. Hanya 69 anak berusia 12 tahun atau kurang.
“Jumlah anak-anak lebih sedikit,
mungkin karena sekolah telah memberikan peringatan untuk menggunakan
pelindung mata,” ujar Kepala Ophthalmology di Rumah Sakit Umum Seirei
Hamamatsu di Prefektur Shizuoka. “Mereka yang mengalami gejala perih dan
iritasi secara terus menerus, mungkin menderita gangguan retina akibat
radiasi sinar gerhana, dan kami masih melakukan penelitian mengenai hal
ini.” [Hallo Jepang]
No comments:
Post a Comment