Presiden Japan International
Cooperation Agency (JICA) Tanaka Akihiko Rabu (05/09) pagi di Kantor
Wakil Presiden Jalan Veteran Jakarta Pusat menjelaskan, akan berupaya
untuk mewujudkan MRT di Jakarta.
Hal itu disampaikan Tanaka,
menanggapi pertanyaan Wakil Presiden Budiono mengenai perkembangan
proyek MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta, yang merupakan bagian dari
program Metropolitan Priority Area (MPA).
Proyek MRT Jakarta, yang ditujukan
guna mengurai kemacetan di Ibukota, untuk pembiayaannya menggunakan
pinjaman dari pemerintah Jepang, yang disalurkan melalui JICA, dengan
biaya keseluruhan senilai 257 miliar yen.
Sementara Yopie Hidayat, Juru bicara
Wakil Presiden yang juga turut hadir dalam pertemuan kepada media
menjelaskan, Presiden JICA juga menyatakan proses pembangunan MRT tidak
ada hambatan dan segera memasuki proses konstruksi, namun disisi lain
juga mengharapkan proyek kerja sama infrastruktur yang sudah dirancang
baik proyek MRT maupun program MPA bisa terwujud, dan tidak ada hambatan
yang bisa menunda kelancaran proyek.
Tidak tanggung-tanggung pertanyaan Wapres langsung ditujukan ke Presiden Japan International Corporation Agency (JICA) Tanaka Akihiro, selaku mitra pembangunan MRT di Indonesia.
"Tadi Presiden JICA Tanaka datang dan laporkan tiga topik, salah satunya soal kerjasama infrastruktur. Wapres memertanyakan apakah proyek MRT ada hambatan, sebab Jakarta membutuhkan bantuan dalam infrastrukturnya," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, Rabu (5/9).
Dikatakan Yopie, Wapres Boediono sangat memerhatikan perkembangan pembangunan MRT lantara kondisi di Jakarta yang pertumbuhannya cepat namun tidak diimbangi dengan peningkatan pembangunan infrastruktur.
Diingatkan Boediono, MRT merupakan infrastruktur yang paling dinanti warga Jakarta.
"Wapres pesan (MRT) ini harus diperhatikan betul, lebih cepat lebih baik. Karena ini infrastruktur yang sangat dibutuhkan penduduk Jakarta sekarang," terang Yopie.
Sebagai informasi, proyek pembangunan MRT menurut rencana mulai dibangun pada tahun 2013. Proyek tersebut anggarannya sebesar Rp3,1 triliun dari JICA.
Rencananya jaringan MRT Jakarta ada dua, yakni koridor satu Lebak Bulus-Kampung Bandan dan koridor dua dengan jalur Timur ke Barat, mulai dari Balaraja hingga Cikarang.
Pemerintah DKI Jakarta mengaku, proyek MRT bakal mengangkut sekitar 420 ribu dalam satu hari. Angka itu jelas sangat besar dalam memobilisasi pengguna jalan.
Dengan demikian diharapkan bakal terjadi pergeseran besar-besaran dari kendaraan pribadi ke penggunaan angkutan umum.
Proyek pembangunan tersebut dibagi dalam beberapa tahap. Pencairan pendanaannya pun dilakukan selama tiga tahap. Itu sebabnya, pembangunannya pun dikhawatirkan telat.
"Wapres memertanyakan apakah ada hambatan. Katanya (Tanaka) tidak ada hambatan dan konstruksi segera dimulai. Mereka (JICA) berharap bisa berjalan dengan baik, sejauh ini tidak ada hambatan," tukas Yopie.
Pemerintah Indonesia dan Jepang menandatangani kerja sama 17 proyek infrastruktur Jakarta dalam program MPA. Beberapa proyek yang menjadi prioritas di antaranya pengembangan pelabuhan international, pembangunan MRT, jaringan transportasi publik, infrastruktur energi, peningkatan ruas jalan raya, perbaikan sistem suplai air, sistem pengolahan limbah, serta perbaikan sistem banjir.
Menurut Yopie, Pemerintah Indonesia
dan Pemerintah Jepang pada tahun 2011 telah menyusun rencana induk
proyek MPA, untuk pengembangan kawasan metropolitan Jakarta, dan untuk
pembahasan tahap akhir rencananya Menteri Koordinator Perekonomia Hatta
Rajasa, yang juga Ketua Program MPA segera mengunjungi Jepang,
Lebih lanjut Yopie menjelaskan,
Wapres dalam kesempatan itu juga menyampaikan kepada Tanaka bahwa
dukungan JICA diperlukan terutama bagi kota besar seperti Jakarta, yang
membutuhkan penataan infrastruktur yang cepat.
Tanaka bertemu dengan Wakil Presiden
Budiono, selain untuk memperkenalkan diri sebagai Presiden JICA yang
baru, mulai bertugas sejak bulan April silam menggantikan Ogata Sadako,
juga untuk menjelaskan berbagai program JICA di Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Budiono,
Tanaka di dampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Katori Yoshinori
dan Kepala Perwakilan JICA Jakarta Kohara Motofumi.
No comments:
Post a Comment