“Sebelumnya sudah sering digelar
festival Jepang di Kalimantan, namun hanya berupa cosplay dan
pertunjukkan band. Kami ingin membuat festival yang lebih edukatif
sehingga dapat memperkenalkan Jepang kepada masyarakat di sini sekaligus
belajar tentang Jepang, seperti bahasa serta budayanya”, ungkap
Adelestari Dewi, Ketua Ajisai Matsuri yang lebih akrab disapa Hana Masa.
Ajisai Matsuri merupakan festival
Jepang pertama yang diselenggarakan BFJ dengan mengangkat tema edukasi
serta budaya tradisional Jepang melalui rangkaian acara, seperti Rodoku
(membaca wacana menggunakan Bahasa Jepang berupa hiragana), Benkyoukai
(kelompok belajar bahasa serta seminar dari pelajar yang pernah studi ke
Jepang), pelatihan origami, serta lomba cerdas cermat budaya Jepang.
Selain itu, juga terdapat demo
membuat sushi yang diajarkan langsung oleh warga Jepang di Kalimantan,
Takeuchi Kiyomi, yang juga diundang memberi informasi serta pengetahuan
tentang kebudayaan Jepang di BFJ sebulan sekali.
“Festival ini juga dibantu warga
serta komunitas Jepang, seperti Takeuchi yang kami undang serta sering
menjadi pembicara di kelas budaya BFJ, lalu Kedutaan Besar Jepang yang
membantu memberikan peralatan festival”, tutur Dewi.
Dewi menyatakan kegiatan ini juga
mendapat dukungan positif dari Kantor Dinas Koperasi UMKM. “Saat
mendengar kami akan menggelar festival, pihak koperasi memfasilitasi
ruangan serta tempat untuk Ajisai Matsuri.”
Selain memperkenalkan Jepang melalui
kegiatan edukatif, Novie, wakil ketua sekaligus bendahara Ajisai
Matsuri juga mengungkapkan harapannya agar BFJ dapat menjalin hubungan
kerjasama dengan universitas atau lembaga pendidikan guna mengembangkan
sarana pembelajaran Bahasa Jepang di Kalimantan, khususnya Pontianak.
“Saat ini di Pontianak baru 2
sekolah yang memiliki mata pelajaran Bahasa Jepang, yaitu SMP Pertiwi
Pontianak dan SMK Abdi Wacana, sementara di universitas sendiri belum,
paling hanya berupa ekskul saja. Melalui acara ini kami berharap dapat
menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan lain”, ungkap Novie.
BFJ merupakan wadah pembelajaran
bahasa serta kebudayaan Jepang di Pontianak dan saat ini telah
bekerjasama dengan Japanese Education Service di Bandung, sekolah Bahasa
Jepang guna menyelenggarakan program studi ke Jepang bagi pelajar di
Pontianak.
“Melalui Ajisai Matsuri ini kami
berharap BFJ dapat lebih dikenal dan menjadi wadah untuk komunitas
Jepang di Pontianak. Selain itu, agar budaya Jepang dapat diterima
masyarakat di sini, khususnya cosplay, karena masih banyak yang
menyindir atau menganggap aneh saat ada orang yang bercosplay di sini,
padahal kostum yang dipakai merupakan karya kreatifitas anak-anak muda
itu sendiri”, ujar Dewi. Hallo Jepang
No comments:
Post a Comment