Salah satu matsuri terbesar di Jepang adala Gion Matsuri yang sampai saat ini masih di rayakan oleh masyarakat Jepang. Gion Matsuri (祇園祭) adalah festival tahunan (matsuri) yang diadakan di Kyoto
selama satu bulan penuh di bulan Juli. Perayaan dimulai pada tanggal 1 Juli yang ditandai dengan ritual Kippu iri
dan diakhiri ritual Nagoshinoharae pada tanggal 30 Juli. Puncak-puncak perayaan Gion Matsuri
berupa:
- Yoiyoiyama (malam sebelum Yoiyama, 15 Juli)
- Yoiyama (malam sebelum prosesi, 16 Juli)
- Yamaboko-junkō (prosesi Yamaboko, 17 Juli).
Yamaboko adalah istilah untuk Yama
dan Hoko. Yama adalah kendaraan beroda (float) besar dari kayu
dengan hiasan megah dan ditarik oleh banyak orang. Hiasan kendaraan (kenshōhin)
pada Yama berupa benda-benda keagamaan dan benda-benda seni seperti karpet yang
didatangkan dari Eropa dan Tiongkok melalui Jalan Sutra. Perdagangan dengan Dinasti Ming mencapai puncaknya pada zaman Muromachi, sehingga motif dari luar negeri
banyak dipamerkan dalam Gion Matsuri. Masing-masing Yama mempunyai tema yang
biasanya merupakan cerita dongeng yang berasal dari Tiongkok.
Hoko adalah jenis Yama dengan menara menjulang tinggi yang di ujung paling atasnya terdapat hoko (katana dengan mata di dua sisi) walaupun ada juga Hoko yang tidak bermenara. Hoko juga dijadikan panggung untuk kelompok orang berpakaian Yukata yang terdiri dari pemain musik Gionbayashi dan peserta yang berkesempatan naik karena memenangkan undian hasil membeli Chimaki atau Gofu (semacam jimat). Musik Gionbayashi yang menurut telinga orang Jepang berbunyi "Kon-chi-ki-chin" baru menjadi tradisi Gion Matsuri pada zaman Edo.
Prosesi
Yamaboko
Klimaks Gion Matsuri berupa prosesi
Yamaboko berlangsung tanggal 17 Juli pagi di jalan Karasuma-dōri, Shijō. Pada
zaman sekarang, Yama dan Hoko yang ikut serta dalam prosesi berjumlah 32 buah.
Prosesi Yama dan Hoko di jalan utama kota Kyoto dipercaya dapat mengumpulkan
segala penyakit menular.
Yama dan Hoko pulang ke lokasinya masing-masing setelah puncak perayaan selesai
untuk segera dibongkar dan disimpan di gudang. Yama dan Hoko konon harus segera
dibongkar sebelum penyakit menular kembali berjangkit di permukiman penduduk
.
Penyelenggara
Gion Matsuri yang diselenggarakan
secara bersama oleh kuil
Ayatokunaka dan kuil
Yasaka merupakan salah satu dari tiga festival terbesar di Kyoto
bersama-sama dengan Aoi Matsuri (kuil
Kamowakeikazuchi & kuil
Kamomioya) dan Jidai Matsuri (kuil
Heianjingū).
Gion Matsuri juga diselenggarakan di beberapa tempat di Jepang oleh berbagai kuil agama Shintō (jinja) yang menyandang sebutan kuil Gion (gion-sha). Di kota Fukuoka (Kyushu) setiap tahunnya di bulan Juli juga diselenggarakan Hakata Gion Yamakasa.
Kyoto Gion Matsuri adalah salah satu dari tiga festival terbesar di Jepang bersama-sama dengan Kanda Matsuri dan Tenjinmatsuri.
Atraksi
Pameran
peninggalan budaya
Pada malam Yoiyoiyama dan Yoiyama
terdapat tradisi memamerkan benda-benda peninggalan budaya bernilai tinggi yang
disebut Byōbu
Matsuri (festival lukisan penyekat ruangan). Pameran ini
diselenggarakan di rumah-rumah keluarga pengusaha yang berpengaruh (machishū)
yang terletak di sekitar jalan raya utama Karasuma-dōri. Pengunjung dapat
melihat barang-barang yang menjadi kebanggaan pemilik rumah.
Penjualan obral
Di saat berlangsungnya Gion Matsuri
banyak toko-toko yang berada di sekitar lokasi Yama dan Hoko melakukan
penjualan kimono, yukata dan perlengkapannya serta barang-barang produksi khas
Kyoto seperti kipas lipat tradisional (sensu) dengan harga murah.
Tsuji mawashi
Hoko yang berukuran besar mempunyai
ketinggian yang sama dengan gedung berlantai empat atau lima, sehingga penonton
banyak yang menantikan saat Hoko berbelok di persimpangan jalan yang disebut Tsuji
mawashi. Salah satu Hoko yang diberi nama Naginatahoko menjadi pusat
perhatian pada saat berbelok karena Hoko ini mempunyai berat sekitar 10 ton.
Roda-roda yang dimiliki Hoko tidak bisa dibelokkan dengan mudah di atas aspal,
sehingga roda harus lebih dulu dialas potongan-potongan bambu yang disiram air
agar Hoko dapat berbelok dengan mulus.
Chigo
Chigo adalah sebutan untuk anak-anak
yang dijadikan bintang dalam Matsuri. Gion Matsuri terkenal dengan Chigo berupa
anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun yang didandani dengan riasan tebal.
Naginatahoko merupakan satu-satunya Hoko yang berisi Chigo sedangkan pada Hoko
yang lain digantikan dengan boneka anak laki-laki. Naginatahoko juga merupakan
Hoko terpenting yang tidak boleh dinaiki oleh wanita.
Pada bulan Juni setiap tahunnya juga dilakukan pemilihan Kamuro yang terdiri dari 2 orang anak laki-laki yang dilahirkan keluarga kaya di Kyoto. Kamuro berperan sebagai pendamping (kerai) yang berdiri di samping kiri dan kanan Chigo.
Pada tanggal 1 Juli, Chigo yang sudah dirias tebal melakukan berbagai macam ritual yang dimulai dengan ritual Osendo bersama para pengikut kuil di kuil Yasaka. Di kuil Yasaka pada tanggal 13 Juli, Chigo yang sudah berdandan lengkap dengan baju kebesaran menerima gelar Shōgo-i shōshō (setara dengan daimyo yang menerima 1.000.000 koku). Setelah menerima gelar, Chigo dilarang berhubungan dengan keluarga dan dilarang bertemu dengan perempuan hingga berakhirnya puncak acara pada tanggal 17 Juli.
Pada prosesi Yamaboko, Chigo berpakaian lengkap kimono Furisode dengan bahan kain bercampur serat emas, celana Hakama, dengan mahkota burung Phoenix di atas kepala. Salah satu tugas Chigo dalam prosesi Yamaboko disebut Shimenawagiri berupa pemotongan tambang menggunakan katana yang menandai dimulainya prosesi Yamaboko.
Sejarah
Gion Matsuri adalah tradisi yang
berasal dari sekitar 1.100 tahun yang lalu. Pada tahun 869
konon terjadi wabah penyakit menular yang mengganas di seluruh Jepang, sehingga
perlu diadakan upacara yang disebut Goryō-e untuk menenangkan arwah
orang yang meninggal karena wabah penyakit menular. Pendeta Shintō bernama
Urabe Hiramaro membuat 66 pedang dengan mata di dua sisi (hoko) untuk
persembahan kepada penjaga dari penyakit menular yang disebut dewa Gozutennō. Jumlah
Hoko yang dibuat sesuai dengan jumlah negara-negara kecil (kuni)
yang terdapat di Jepang pada saat itu. Upacara ini kemudian dikenal sebagai Gion
Goryō-e, yang kemudian penyebutannya disingkat menjadi Gion-e.
Sejak tahun 970 upacara terus diselenggarakan setiap tahun hingga menjadi Gion Matsuri seperti sekarang ini. Prosesi Yamaboko seperti yang dikenal sekarang ini konon berasal dari tahun-tahun akhir zaman Heian. Gion Matsuri sempat tidak diselenggarakan sewaktu Perang Onin, akibat kebakaran besar di era Hōei, era Temmei dan era Genji, serta serangan udara pada Perang Dunia II. Gion Matsuri kemudian dihidupkan kembali oleh warga kota yang merupakan pengusaha yang berpengaruh (machishū).
Berbeda dengan Gion Matsuri yang dikenal sekarang ini, prosesi Yamaboko yang menjadi puncak perayaan Gion Matsuri pada tahun 1966 dilakukan dalam dua tahap:
- Zensai (prosesi Yama dan Hoko pada tanggal 17 Juli)
- Ato Matsuri (prosesi Yama saja pada tanggal 24 Juli).
Jadwal
perayaan
Minami Kannonyama di malam Yoiyama
- 1 Juli Kippu iri (ritual yang menandai dimulainya Gion Matsuri).
- 2 Juli Kujitori shiki (upacara penarikan undian)
Urutan prosesi Yamaboko dilakukan
melalui undian di balai kota yang dihadiri DPRD Kyoto dan walikota Kyoto.
Tradisi penarikan undian sudah dilakukan sejak zaman Muromachi dengan maksud untuk menghindari
Yamaboko saling berebut tampil lebih dulu dalam prosesi. Prosesi dibagi menjadi
dua kelompok. Pada prosesi kelompok I, Naginataboko selalu diberi urutan nomor
1 sebagai pembuka jalan, Kankokuboko di urutan nomor 5, Hōkaboko di urutan nomor
21, Iwatoyama di urutan nomor 22, dan Funaboko di urutan nomor 23 (urutan
terakhir). Pada prosesi kelompok II, Kita Kannonyama selalu mendapat kesempatan
pertama, diikuti oleh Hashibenkeiyama, dan Minami Kannonyama. Pada zaman dulu,
jalan utama Shijō-dōri masih berupa jalan yang sempit sehingga Naginataboko
yang lokasinya menutupi ujung jalan harus dijalankan lebih dulu agar Yamaboko
yang lain bisa lewat.
- 10 Juli Mikoshi arai
Di malam hari pada pukul 20:00 dilakukan pencucian Mikoshi
(tandu dewa Shinto) di sungai Kamo dengan penerangan obor.
Upacara pencucian Mikoshi dapat disaksikan dari atas jembatan Shijō-ōhashi.
- 10-13 Juli Perakitan Yama dan Hoko
- 14 Juli Yoiyoiyoiyama
Yama dan Hoko dipamerkan di lokasi masing-masing dengan
dihiasi puluhan lampion.
Pameran barang-barang bernilai budaya tinggi (Byōbu Matsuri) diadakan di
rumah-rumah keluarga pengusaha yang berpengaruh. Pasar kaget yang menyediakan
berbagai macam makanan, minuman dan permainan meramaikan pusat kota Kyoto yang
untuk sementara dikhususkan untuk pejalan kaki.
- 15 Juli Yoiyoiyama
Malam kedua pameran Yamaboko dan Byōbu Matsuri
- 16 Juli Yoiyama
Malam terakhir pameran Yamaboko dan Byōbu Matsuri
- 17 Juli Puncak perayaan Gion Matsuri yang disebut prosesi Yamaboko-junkō dimulai pukul 09:00 pagi. Yama dan Hoko ditarik oleh banyak orang di depan puluhan ribu penonton dengan tujuan untuk menyucikan kota.
- 17 Juli Jinkōsai (prosesi Mikoshi) yang dimulai pukul 17:00 sampai 21:00. Kami (dewa) dari kuil Yasaka diusung dengan menggunakan tiga buah Mikoshi (Higashigoza, Nakagoza, dan Nishigoza) dengan melewati rumah-rumah pengikut kuil Yasaka menuju tujuan perjalanan (O-tabisho) yang terdapat di Shijō Teramachi dan menginap selama 7 malam di sana. O-tabisho yang digunakan sekarang ini adalah tempat yang dihadiahkan istana kaisar pada tahun 974.
- 24 Juli Hanagasa-junkō (prosesi Hanagasa yang merupakan pengganti Ato Matsuri)
- 24 Juli Kankōsai (prosesi Mikoshi)
Kami dan Mikoshi
kembali ke kuil Yasaka dengan melewati rumah-rumah pengikut kuil Yasaka.
- 28 Juli Mikoshi arai (pencucian Mikoshi)
- 30 Juli Akhir perayaan Gion Matsuri yang disebut Nagoshimatsuri di kuil Eki.
Yama dan Hoko
- Hoko
- Naginataboko (長刀鉾)
- Kankokuboko (函谷鉾)
- Niwatorihoko (鶏鉾)
- Tsukihoko (月鉾)
- Funaboko (船鉾)
- Ayagasaboko (綾傘鉾)
- Shijōkasaboko (四条傘鉾)
- Kikusuiboko (菊水鉾)
- Hōkaboko (放下鉾)
- Yama
- Iwatoyama (岩戸山)
- Hōshōyama (保昌山)
- Kakkyoyama (郭巨山)
- Hakugayama (伯牙山)
- Ashikariyama (芦刈山)
- Aburatenjinyama (油天神山)
- Tokusayama (木賊山)
- Taishiyama (太子山)
- Hakurakutenyama (白楽天山)
- Mōsōyama (孟宗山)
- Uradeyama (占出山)
- Yamabushiyama (山伏山)
- Araretenjinyama (霰天神山)
- Tōrōyama (蟷螂山)
- Kita Kannonyama (北観音山)
- Minami Kannonyama (南観音山)
- Hashibenkeiyama (橋弁慶山)
- Koiyama (鯉)
- Jōmyōyama (浄妙)
- Kuronushiyama (黒主)
- Ennogyōjayama (役行者山)
- Suzukayama (鈴鹿山)
- Hachimanyama (八幡山)
- Yasumiyama (Yakeyama): Yamaboko yang sekarang tidak bisa ikut serta dalam prosesi karena alasan tertentu dari warga kota pemiliknya atau rusak berat akibat kebakaran besar.
- Hoteiyama (布袋山): Menurut catatan sejarah, Hoteiyama turut serta dalam prosesi pada tahun 1500, tapi tidak ikut serta sepanjang pertengahan zaman Edo (1751 - 1763). Pada kebakaran besar di era Temmei, semua bagian Yama hangus terbakar kecuali objek pemujaan (go-shintai) berupa Hotei (Budai atau "Buddha Tertawa") dan dua patung anak-anak yang selamat. Patung Budai sekarang ini masih dipuja orang pada malam Yoiyama. Plat cetak dari kayu produksi era Ansei yang digunakan untuk mencetak omamori (jimat) untuk Hoteiyama berhasil ditemukan pada tahun 2005. Pada tahun 2006 kain tenunan yang digunakan sebagai hiasan Hoteiyama juga berhasil ditemukan dalam penyimpanan milik salah satu industri lokal. Replika hiasan Hoteiyama ikut dipamerkan pada malam Yoiyama.
- Takayama (鷹山): Takayama berasal dari zaman sebelum Perang Onin dan berada tepat sebelum Ōfuneboko dalam urutan prosesi, tapi hiasan kendaraan (kenshōhin) pada Takayama rusak akibat hujan lebat di sore hari pada tahun 1826. Bangunan kendaraan ikut terbakar dalam kebakaran besar yang menyertai peristiwa Pemberontakan Hamaguri. Sisa-sisa Takayama berupa objek pemujaan dan hiasan kendaraan ikut dipamerkan pada malam Yoiyama.
- Ōfuneboko (大舩鉾): Objek pemujaan berupa patung Jingū-kōgō (istri kaisar) dan hiasan kendaraan selamat namun bangunan kendaraan musnah terbakar dalam kebakaran besar Pemberontakan Hamaguri tahun 1864. Musik (hayashi) khas Ōfuneboko berhasil dihidupkan kembali pada tahun 1996 berkat bantuan pendukung Iwatoyama, sedangkan objek pemujaan dipamerkan pada malam Yoiyama.
Aneka
tradisi
Chimaki
Chimaki adalah kue dari tepung beras ketan dibungkus daun bambu yang berfungsi
sebagai penolak bala yang digantung di genteng
nok pintu masuk rumah di Jepang. Chimaki banyak dijual di dekat diparkirnya
Yama selama perayaan Gion Matsuri.
Konon pada zaman dulu, dewa kuil Yasaka yang bernama Susano Onomikoto yang sedang dalam perjalanan mencari-cari tempat untuk bermalam. Secara tidak terduga, orang miskin yang bernama Sominshōrai menyambut hangat kedatangan dewa Susano Onomikoto dan memberi tempat menginap. Sebagai ucapan terima kasih, dewa Susano Onomikoto berjanji memberikan kekebalan penyakit menular untuk seluruh anak cucu keturunan Sominshōrai. Dewa juga memberikan Chinowa (lingkaran dari anyaman daun bambu) untuk digantung di pinggang Sominshōrai agar kebal terhadap penyakit menular. Chinowa merupakan asal-usul kue Chimaki yang juga dibungkus daun bambu.
Tari Sagimai
Tari Sagimai (tari burung Kuntul)
merupakan tari persembahan untuk para dewa yang diselenggarakan di kuil Yasaka
pada malam Yoiyama, 17 Juli, dan 24 Juli. Penari terdiri dari dua orang yang
mengenakan pakaian putih bersayap dari kain sutra
dan berperan sebagai burung Kuntul jantan dan betina.
Penyelenggaraan tari Sagimai dibiayai oleh pengikut kuil Yasaka.
Tari Sagimai dulunya dilakukan dengan mengelilingi salah satu Hoko bernama Kasasagihoko yang sudah punah 600 tahun yang lalu. Pada pertengahan zaman Edo, tari Sagimai menghilang dari Gion Matsuri, namun tetap dilestarikan di kota Tsuwano, Prefektur Shimane. Pada tahun 1956 hingga tahun 2005, penyelenggaraan tari Sagimai dihidupkan kembali di Gion Matsuri dengan mengambil tari Sagimai yang terdapat di Prefektur Shimane. (clara)
No comments:
Post a Comment