Translate

Tren Musik Hip-Hop Masyarakat Muda Jepang

Musik Hip-Hop yang semangat dan enerjik, ternyata tidak hanya populer di negara asalnya AS, tapi beberapa tahun terakhir juga berkembang di kalangan anak muda Jepang. Bahkan akhir-akhir ini semakin banyak iklan tempat kursus atau kompetisi Hip-Hop di sejumlah daerah Jepang.

Ratusan bahkan ribuan anak muda di Jepang saat ini berlatih tari Hip-Hop di kelas atau gym. Bahkan berdasarkan data Street Dance Association, yang dibentuk di Osaka, saat ini tercatat lebih dari 4 juta penari Hip Hop di seluruh Jepang, sehingga menimbulkan pertanyaan, mengapa tarian Hip Hop berkembang di Jepang?

Menurut Takahashi Junya, Presiden Movement, sebuah perusahaan yang menerbitkan majalah mengenai tarian dan musik Hip Hop, tarian asal AS tersebut sampai ke Jepang melalui pemberitaan media asal New York tahun 1980an. 



 Saat itu, sejumlah remaja Jepang menari Hip-Hop di jalanan Tokyo, yang kemudian berkembang dan populer di Jepang tahun 1990an.

Salah satu grup tari yang mempopulerkan tarian dan musik Hip-Hop di Jepang, ialah TRF yang dikontrak Avex pada tahun 1992, dan berhasil menjual jutaan copy CD album perdana mereka di tahun 1994.

Selain TRF, Namie Amuro juga salah satu penyanyi yang mempopulerkan Hip Hop. CD perdananya yang juga di bawah naungan Avex, dirilis pada tahun 1992, bahkan tarian, lagu, serta gaya berpakaiannya menjadi inspirasi banyak remaja dan wanita muda di Jepang.

“Tarian Hip Hop telah berkembang dari sebuah tren menjadi budaya di masyarakat umum,” ujar Takahashi.

Takahashi menambahkan, justru Avexlah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap perkembangan musik dan tari Hip-Hop di Jepang. Avex bahkan mendirikan sekolah tari di Tokyo tahun 2001.

Director of Content Agent of Avex Planning & Development Sakai Yuichiro menyatakan, Avex mendirikan sekolah untuk mencetak artis masa depan, dan juga menciptakan program pelajaran tari yang dinamakan Avex Dance Master.

“Kami ingin lebih banyak orang yang mempelajari Avex Dance Master, itulah sebabnya kami mengirimkan instruktur ke tempat fitnes sejak tahun 2005,” ujar Sakai. “Para instruktur harus lulus tes Japan Street Dance Association, yang sebagian besar direkturnya merupakan direksi Avex.”

Berdasarkan data Avex Planning & Development, saat ini jumlah siswa Avex Dance Master, bertambah dari 800 orang di tahun 2005, menjadi lebih dari 14,000 orang di tahun 2012.

Salah seorang murid program Avex Dance Master, Hirose Amika (12 tahun), mengaku mulai belajar tarian Hip-Hop, tidak lama setelah melihat penampilan grup musik Exile.

“Saya langsung jatuh cinta saat pertama kali melihat penampilan Exile di televisi. Mereka sangat keren,” ujar Hirose.

Exile merupakan salah satu grup musik dengan 2 vokalis utama, dan 12 penari, yang juga bernaung di bawah label Avex, dan merilis album perdananya tahun 2001 silam, dengan penjualan album mencapai jutaan copy.

Seperti Hirose, sebagian besar anak dan remaja dalam program Avex Dance Master, mengaku tertarik dengan tarian Hip Hop karena terinspirasi idola mereka yang terlihat keren di televisi.

Sejumlah orang tua juga mengaku tidak menyesal mendaftarkan anaknya dalam program Avex Dance Master, meskipun biaya yang dikeluarkan cukup besar, yakni sebesar 8,400 yen per bulan.

“Reina anak yang pemalu, tapi sejak mulai belajar menari, dia nampak lebih bersemangat dan tidak malu untuk mengangkat tangan di kelas. Saya percaya itu berkat pelajaran tari yang diikutinya,” ujar Yabana Yukiko, orangtua Yabana Reina, yang saat ini mengikuti program Avex Dance Master.

Sementara Kementerian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho), merubah pandangan terhadap tarian Hip-Hop yang awalnya hanya sekedar rekreasi, menjadi salah satu kompetisi olahraga yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak.

Takahashi mengutip hal ini, dan menyatakan anak-anak sekarang kurang memiliki kemampuan berkomunikasi secara langsung, karena bergantung pada telepon atau ponsel untuk berkomunikasi.

“Tapi tarian merupakan sesuatu ‘analog’, dan menjadi sangat penting sebagai alat komunikasi bagi anak,” ujar Takahashi. 

“Meskipun Hip-Hop memang memiliki dua sisi, yakni bisnis dan budaya, namun hal yang paling saya inginkan, Hip Hop di Jepang tidak akan hilang dalam 10 atau 20 tahun mendatang.” Hallo

No comments:

NEW POST

グレースの履歴 - History of Grace

グレースの履歴  - History of Grace Grace no Rireki グレースの履歴 Tersedia untuk streaming di jaringan resmi, NHK Jepang untuk penduduk Jepang. Acara ini ...

Postingan Populer